Pendapat yang setuju
Dalam hukum, concurring opinion adalah pendapat tertulis oleh satu atau lebih hakim pengadilan yang setuju dengan keputusan yang dibuat oleh mayoritas pengadilan, tetapi menyatakan alasan yang berbeda (atau tambahan) untuk keputusan tersebut. Ini juga dapat digunakan untuk menambahkan komentar. Apabila tidak ada mayoritas absolut pengadilan yang dapat menyepakati dasar untuk memutuskan perkara, keputusan pengadilan dapat dimuat dalam sejumlah concurring opinion. Pendapat yang diikuti oleh jumlah hakim terbanyak disebut pendapat pluralitas.
Karena gagal menerima mayoritas suara pengadilan, pendapat yang bersamaan tidak mengikat preseden (hukum umum) dan tidak dapat dikutip seperti itu. Tetapi concurring opinion kadang-kadang dapat dikutip sebagai bentuk preseden persuasif (dengan asumsi tidak ada preseden mengikat yang sudah berlaku). Konflik dalam pandangan antara pendapat mayoritas dan pendapat yang meringankan dapat membantu pengacara dalam memahami poin-poin hukum dalam pendapat mayoritas. Kadang-kadang, seorang hakim akan menggunakan concurring opinion untuk memberi sinyal bahwa dia terbuka untuk jenis "test case" tertentu yang akan memungkinkan pengembangan aturan hukum baru. Pada gilirannya, concurring opinion semacam itu bisa menjadi lebih terkenal daripada opini mayoritas dalam kasus yang sama. Contoh yang terkenal dari fenomena ini adalah Escola v. Coca-Cola Bottling Co (1944).
Pendapat yang setuju berdasarkan wilayah
Di beberapa pengadilan, seperti Mahkamah Agung Amerika Serikat, pendapat mayoritas dapat dipecah menjadi bagian-bagian bernomor atau berhuruf. Hakim yang setuju dapat menyatakan bahwa mereka bergabung dengan beberapa bagian dari opini mayoritas, tetapi tidak dengan bagian lainnya, untuk alasan yang diberikan dalam opini yang setuju. Di pengadilan lain, seperti Mahkamah Agung California, hakim yang sama dapat menulis pendapat mayoritas dan pendapat tambahan yang terpisah untuk mengungkapkan alasan tambahan untuk mendukung putusan
Terminologi di berbagai pengadilan
- Di Mahkamah Internasional, istilah "pendapat terpisah" digunakan dan para hakim juga dapat menambahkan deklarasi pada putusan.
- Istilah concurring opinion digunakan di Mahkamah Agung Amerika Serikat.
- Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa menggunakan istilah concurring opinion dan menyebut concurring dan dissenting opinion sebagai pendapat yang terpisah. Para hakim sangat jarang menambahkan deklarasi pada putusan.
- Para Penguasa Hukum Kerajaan Inggris memberikan pendapat mereka masing-masing. Tidak ada penilaian gabungan yang diberikan.
- Di beberapa yurisdiksi (misalnya, California), istilah ini dapat disingkat dalam konteks tertentu menjadi conc. opn.
Pertanyaan dan Jawaban
T: Apa yang dimaksud dengan pendapat yang sependapat dalam hukum?
J: Pendapat yang sependapat adalah pendapat tertulis dari satu atau lebih hakim pengadilan yang setuju dengan keputusan yang dibuat oleh mayoritas pengadilan, tetapi menyatakan alasan yang berbeda (atau tambahan) untuk keputusan tersebut.
T: Apa tujuan dari pendapat yang sependapat?
J: Tujuan dari concurring opinion adalah untuk memberikan perspektif yang berbeda terhadap keputusan yang dibuat oleh mayoritas pengadilan dan terkadang menambahkan komentar.
T: Apa yang terjadi jika tidak ada mayoritas absolut dari pengadilan yang dapat menyetujui dasar untuk memutuskan suatu perkara?
J: Ketika tidak ada mayoritas mutlak dari pengadilan yang dapat menyepakati dasar untuk memutuskan suatu kasus, keputusan pengadilan dapat berisi sejumlah pendapat yang sependapat.
T: Apa yang dimaksud dengan pendapat pluralitas?
J: Pendapat yang disetujui oleh hakim dengan jumlah terbanyak disebut pendapat majelis.
T: Apakah pendapat yang sependapat merupakan preseden yang mengikat dalam common law?
J: Tidak, pendapat yang sependapat bukan merupakan preseden yang mengikat (common law) dan tidak dapat dikutip.
T: Apakah pendapat yang sependapat dapat dikutip sebagai bentuk preseden persuasif?
J: Ya, pendapat yang sependapat terkadang dapat dikutip sebagai bentuk preseden persuasif (dengan asumsi tidak ada preseden yang mengikat yang sudah berlaku).
T: Bagaimana konflik pandangan antara pendapat mayoritas dan pendapat yang sependapat dapat membantu seorang pengacara?
J: Perbedaan pandangan antara pendapat mayoritas dan pendapat yang sependapat dapat membantu pengacara dalam memahami poin-poin hukum dalam pendapat mayoritas.