Pengondisian operan

Pengondisian operan adalah suatu bentuk pembelajaran. Di dalamnya, seorang individu mengubah perilakunya karena konsekuensi (hasil) dari perilaku tersebut.

Orang atau hewan belajar bahwa perilakunya memiliki konsekuensi. Konsekuensi itu mungkin

  1. Penguatan: peristiwa positif atau bermanfaat. Hal ini menyebabkan perilaku lebih sering terjadi
  2. Hukuman: peristiwa negatif atau menghukum. Hal ini menyebabkan perilaku tersebut jarang terjadi
  3. Kepunahan: tidak ada peristiwa yang mengikuti, sehingga perilaku tidak memiliki konsekuensi. Ketika suatu perilaku tidak memiliki konsekuensi, maka perilaku tersebut akan lebih jarang terjadi.

Ada empat konteks yang berbeda dalam pengkondisian operan. Di sini, istilah 'positif' dan 'negatif' tidak digunakan dalam pengertian dasarnya; positif berarti ada sesuatu yang ditambahkan, dan negatif berarti ada sesuatu yang diambil:

  1. Penguatan positif (sering hanya "penguatan") terjadi ketika ada hadiah untuk suatu bentuk perilaku. Hal ini akan meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku tersebut. Dalam percobaan kotak Skinner, hadiahnya berupa makanan ketika tikus menekan tuas.
  2. Penguatan negatif (terkadang "melarikan diri") terjadi ketika stimulus aversif dihilangkan. Hal ini akan meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku tersebut. Dalam percobaan kotak Skinner, ada suara keras, yang dihilangkan ketika tikus menekan tuas.
  3. Hukuman positif terjadi ketika stimulus ditambahkan, yang mengakibatkan perilaku tersebut lebih jarang terjadi. Contoh stimulus dapat berupa suara keras, sengatan listrik (tikus), atau pukulan (anak).
  4. Hukuman negatif terjadi ketika stimulus diambil, yang mengakibatkan perilaku tersebut lebih jarang terjadi. Contohnya adalah mainan anak yang diambil setelah anak melakukan perilaku yang tidak diinginkan.

Gagasan pengkondisian operan pertama kali ditemukan oleh Edward Thorndike, dan dianalisis oleh B.F. Skinner.

Pengkondisian operan berbeda dengan pengkondisian klasik Pavlov. Pengondisian operan berhubungan dengan modifikasi perilaku secara sukarela; pengkondisian klasik dengan melatih refleks.

Hukum efek Thorndike

Pengondisian operan, kadang-kadang disebut pembelajaran instrumental, pertama kali dipelajari oleh Edward L. Thorndike (1874-1949). Dia mengamati perilaku kucing yang mencoba melarikan diri dari kotak teka-teki buatan sendiri. Ketika pertama kali dimasukkan ke dalam kotak, kucing membutuhkan waktu lama untuk melarikan diri. Dengan pengalaman, respons yang berhasil terjadi lebih sering, memungkinkan kucing untuk melarikan diri dalam waktu yang lebih singkat. Dalam hukum efeknya, Thorndike berteori bahwa perilaku yang diikuti oleh konsekuensi yang memuaskan cenderung diulang, dan perilaku yang menghasilkan konsekuensi yang tidak menyenangkan cenderung tidak diulang. Singkatnya, beberapa konsekuensi memperkuat perilaku dan beberapa konsekuensi melemahkan perilaku. Thorndike menghasilkan kurva pembelajaran pertama yang diketahui dengan prosedur ini.

B.F. Skinner (1904-1990) mengerjakan analisis yang lebih rinci tentang pengkondisian operan. Skinner menemukan ruang pengkondisian operan yang memungkinkannya mengukur tingkat respons sebagai variabel dependen utama. Dia menggunakan catatan penekanan tuas atau pemencetan kunci.

Prinsip-prinsip pengkondisian operan:

  1. Diskriminasi, generalisasi dan pentingnya konteks.
    1. Pembelajaran berlangsung dalam konteks.
    2. Sebagian besar perilaku berada di bawah kendali stimulus: respons tertentu hanya terjadi ketika ada stimulus yang sesuai.
    3. Kontrol stimulus efektif bahkan jika stimulus tidak memiliki arti bagi responden.
  1. Kepunahan: perilaku operan mengalami kepunahan ketika penguatan berhenti.
    1. Penguatan hanya terjadi ketika respons yang tepat telah dibuat, dan mungkin tidak terjadi bahkan saat itu. Perilaku tidak melemah dan padam karena hal ini.
    2. Hasilnya sebagian tergantung pada seberapa sering penguatan diterima.
  1. Jadwal penguatan: waktu pemberian penguatan sangat penting.
    1. Jadwal interval tetap: penguat disajikan pada periode waktu yang tetap, asalkan respons yang sesuai dibuat.
    2. Jadwal interval variabel: perilaku diperkuat berdasarkan waktu rata-rata yang telah berakhir sejak penguatan terakhir. Jadwal rasio: berdasarkan rasio respons terhadap penguatan.
    3. Jadwal interval tetap: penguatan diberikan setelah sejumlah respons tertentu telah dibuat. Kasus khusus dari pemberian penguatan setelah setiap respons disebut penguatan kontinu.
    4. Jadwal interval variabel: pemberian penguatan didasarkan pada jumlah rata-rata respons tertentu.

Pertanyaan dan Jawaban

T: Apa yang dimaksud dengan pengkondisian operan?


J: Pengkondisian operan adalah suatu bentuk pembelajaran di mana seseorang mengubah perilakunya karena konsekuensi (hasil) dari perilaku tersebut.

T: Apa saja empat konteks pengkondisian operan?


J: Empat konteks pengkondisian operan adalah penguatan positif, penguatan negatif, hukuman positif, dan hukuman negatif.

T: Bagaimana cara kerja penguatan positif?


J: Penguatan positif terjadi ketika ada hadiah untuk suatu bentuk perilaku, yang akan meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku tersebut.

T: Bagaimana cara kerja penguatan negatif?


J: Penguatan negatif terjadi ketika stimulus yang tidak disukai dihilangkan, yang akan meningkatkan frekuensi munculnya perilaku tersebut.

T: Bagaimana cara kerja hukuman positif?


J: Hukuman positif terjadi ketika sebuah stimulus ditambahkan, yang mengakibatkan perilaku tersebut lebih jarang terjadi.
T: Bagaimana cara kerja hukuman negatif? J: Hukuman negatif terjadi ketika stimulus dihilangkan, yang mengakibatkan perilaku tersebut menjadi lebih jarang terjadi.

T: Siapa yang pertama kali menemukan pengkondisian operan?


J: Edward Thorndike pertama kali menemukan pengkondisian operan dan kemudian dianalisis oleh B.F. Skinner.

AlegsaOnline.com - 2020 / 2023 - License CC3