Kanaan (putra Nuh)

Menurut Islam, Kanaan, putera Nuh atau Yam, putera Nuh adalah putera keempat dari Nuh dan isterinya Naamah.

Kanaan tidak ada dalam kitab suci Yahudi, Taurat, atau kitab suci Kristen, Alkitab. Kedua kitab itu berbicara tentang kakak-kakak Kanaan, Sem, Ham, dan Yafet, tetapi Kanaan hanya ada dalam kitab suci umat Islam, Quran, atau Alquran.

Dalam versi Muslim tentang kisah Banjir Besar, Kanaan tidak percaya kepada Tuhan seperti yang dilakukan ayah, ibu dan saudara-saudaranya. Mereka mengikuti petunjuk Tuhan dan membangun sebuah perahu besar, busur, agar selamat dari air bah, tetapi Kanaan malah tenggelam.

Kanaan adalah putra Nuh, putra Lamekh, putra Metusalah, putra Henokh, putra Yared, putra Mahalaleel, putra Kenan, putra Enos, putra Set, putra Adam, ayah dari manusia.

Menurut Qur'an, Nuh meminta Kanaan untuk ikut bersamanya di atas perahu, tetapi Kanaan memutuskan untuk mendaki gunung sebagai gantinyaː "Wahai anakku, ikutlah bersama kami dan janganlah bersama dengan orang-orang kafir." Kanaan berkata, "Aku akan berlindung di atas gunung untuk melindungiku dari air." Nuh berkata, "Tidak ada pelindung pada hari ini dari ketetapan Tuhan Allah kita, kecuali dari siapa yang Dia beri rahmat." Kemudian Alquran mengatakan Kanaan tenggelam.

Beberapa versi mengatakan bahwa istri Nuh, ibu Kanaan, pergi ke gunung bersama Kanaan karena dia sangat mencintainya. Dalam versi ini, Kanaan masih seorang anak kecil yang cukup kecil untuk digendong. Dikatakan ketika air datang, ibu Kanaan menggendongnya di atas kepalanya sehingga dia akan hidup lebih lama sebelum dia tenggelam.

Versi lain dari Kanaan

Kitab-kitab suci orang Yahudi, Kristen dan Muslim juga berbicara tentang Kanaan putra Ham, cucu Nuh. Kanaan ini masih hidup setelah air bah. Seorang sarjana Yahudi berpikir bahwa Kanaan ini mungkin adalah putra Nuh dan bukan cucunya. Jadi ini bisa jadi Kanaan yang sama atau bisa jadi orang lain dengan nama yang sama.

Pertanyaan dan Jawaban

T: Siapakah Yam menurut Islam?


J: Yam adalah putra keempat Nabi Nuh dalam tradisi Islam.

T: Kitab suci apa yang menyebutkan Yam?


J: Kitab suci umat Islam, Al Qur'an, menyebutkan Yam. Kitab suci Yahudi dan Kristen, Taurat dan Injil, tidak menyebutkannya.

T: Mengapa Yam tenggelam dan bukannya selamat dari banjir bersama keluarganya?


J: Menurut Al-Qur'an, Yam memilih untuk tidak mengikuti petunjuk Allah dan naik ke perahu Nuh seperti yang dilakukan oleh ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Sebaliknya, ia memutuskan untuk mendaki gunung untuk berlindung dari air bah.

T: Apakah ada versi lain dari kisah ini yang mengatakan bahwa ibu Nuh ikut mendaki gunung?


J: Ya, beberapa versi (Kristen/Yahudi) mengatakan bahwa ibu Kanaan pergi bersamanya karena dia sangat mencintainya. Dikatakan bahwa ketika air datang, ia memeluknya di atas kepalanya agar ia dapat hidup lebih lama sebelum tenggelam.

T: Apakah disebutkan dalam versi mana pun dari kisah ini berapa usia Kanaan ketika dia pergi ke gunung?


J: Ya, disebutkan bahwa Kanaan masih cukup kecil untuk digendong oleh ibunya ketika mereka pergi ke gunung bersama-sama.

T: Apa yang Nuh katakan sebagai tanggapan ketika meminta Yam untuk ikut naik ke perahu mereka?


J: Sebagai jawaban, Nuh berkata, "Wahai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu bersama orang-orang kafir."

T: Apa yang Nuh katakan kepada anaknya tentang bagaimana mencari perlindungan dari keputusan Allah selama masa ini?



J: Nabi Nuh memberi tahu anaknya bahwa tidak ada pelindung di zaman ini dari ketetapan Allah kecuali dari orang yang Dia beri rahmat.

AlegsaOnline.com - 2020 / 2023 - License CC3